Hubungan ini kami mulai dengan sesuatu yang
berbeda dari pasangan yang lain. Aku dan dia bersekolah di SMA yang sama, tapi
kami tak pernah mengenal satu sama lain. Hingga akhirnya kami saling mengenal
lewat jejaring sosial, waktu itu kami sama-sama duduk dikelas XI, bedanya aku
di jurusan IPS dan dia IPA. Aku tak pernah menaruh perasaan apa-apa pada dia,
awal kenal pun kami hanya saling menjahili dan mengejek satu sama lain.
Beberapa bulan kami saling mengenal dan hanya
sebatas itu, tak ada komunikasi yang intensif dan spesial diantara kami. Sampai
akhirnya kami naik ke kelas XII, aku menjalin hubungan spesial dengan juniorku.
Aku semakin sering bertemu dengannya karena setiap kali aku ingin ke tempat
pacarku harus melewati ruang kelasnya. Tak ada yang berubah, setiap kami
bertemu sesering itulah kami saling mengejek. Suatu saat ketika aku melewati
ruang kelasnya dan kami hanya saling memandang, tak ada ejekan yang dia tujukan
padaku seperti biasanya. Mengapa aku merasa ada yang berbeda, apakah aku
merasakan kehilangan?
Waktu yang membawa kami pada hubungan ini.
Entah berawal dari apa dan entah bagaimana akhirnya kami saling berkomunikasi
secara intensif. Semakin sering kami berkirim sms dan semakin intensif pula
hubungan kami lewat telpon. Suatu ketika kami membuat janji untuk bertemu di
suatu tempat. Malam itu pertama kalinya kami bertemu diluar sekolah dan tanpa
seragam. Dia tampak berebeda dengan kesehariannya di sekolah, dia tampak lebih
manis dan anggun. Pertemuan itu berlangsung cepat, hanya mengobrol dan
bercanda-canda. Dari pertemuan itu aku lebih mengenal dia, aku merasa nyaman
bersamanya.
Setelah pertemuan itu hubungan kami semakin
dekat dan tentu saja hubungan ku dengan pacarku semakin renggang. Aku semakin
sering menghabiskan waktu bersama dia. Intensitas pertemuan aku dengan dia
lebih sering daripada waktu ku bertemu dengan pacarku. Aku semakin jarang
bersama dengan pacarku di sekolah, itu ku lakukan untuk menjaga perasaannya.
Aku tak ingin membuat dia sakit dan menangis.
Banyak
yang tak tahu tentang hubungan kami, karena kami sengaja tak memberitahu
mereka. Memang benar kata pepatah, sepandai-pandainya kita menyimpan bangkai
pasti akan tercium juga baunya. Teman-teman kami pun perlahan mulai mengetahui
hubungan kami, banyak yang tak setuju dengan hubungan ini tapi aku dan dia
memiliki perasaan yang sama yang mungkin takbisa orang lain mengerti. Kami
tetap melanjutkan hubungan kami.
Sampai akhirnya suatu hari aku berpikir, aku
tak boleh terus berada dalam kondisi seperti ini. Aku akan menyakiti dua orang
wanita yang menyayangiku, aku terus membohongi pacarku dan aku selalu memberi
harapan pada dia. Akhirnya kuputuskan, akan aku akhiri hubunganku dengan pacarku
dan memulai hubungan yang baru dengan dia.
Setelah kuputuskan pacarku, aku semakin dekat
dengan dia. Aku mulai memikirkan untuk mengutarakan isi hatiku pada dia. Aku
tak sabar meunggu waktu itu,waktu dimana aku akan memintanya menjadi wanita
terindah dihidupku. Aku menyayangi dia dan aku ingin dia menjadi yang terakhir
untukku.
Akhirnya waktu yang kutunggu pun datang juga,
31 Desember 2009 hari itu yang kupilih sebagai hari spesial ku dengannya.
Dihari yang bertepatan dengan penutupan tahun dan awal tahun, sama seperti
pikiranku. Aku ingin menutup semua masalalu ku dan mengawali hubungan baru
dengan dia. Hubungan yang lebih baik dan hubungan yang akan aku jalani dengan
lebih serius bersama dia.
Malam itu dia megajakku ke acara perayaan
tahun baru bersama teman-temannya. Ada keinginan untuk menolak karena aku tak
begitu mengenal teman-temannya, aku pasti akan merasa canggung disana. Setelah
kupikir ulang, tak apalah aku menuruti maunya, aku juga bisa menunjukan bahwa
aku serius ingin menjalin hubungan dengan dia.
Kami datang ke acara itu berdua dan sudah
kuduga bagaimana reaksi teman-temannya melihat dia datang denganku. Kaget,
setelah itu mereka meledek kami berdua. Aku mencoba mengakrabkan diri dengan
teman-temannya, setelah kurasa lama berada disitu dan waktupun semakin malam
kuajak dia pergi sebentar.
Aku membawanya berkeliling kota karena akupun
bingung akan mengutarakan perasaan ku dimana. Akhirnya kupilih satu tempat, ku
bawa dia disutu gerbang perumahaan dibawah patung kuda laut saat itu kira-kira
pukul 10 malam. Aku memulai pembicaraan, aku mengutarakan perasaan ku pada dia.
Hening sekali suasana malam itu, diapun hanya terdiam sesaat setelah mendengar
pernyataan cinta dariku. Hatiku terasa senang, berbunga-bunga dan serasa ingin
berteriak kencang saat dia menjawab “aku mau menjadi wanitamu dan aku mau
menjadi yang terakhir untukmu”. Kupeluk erat tubuhnya dan ku cium keningnya
dengan penuh rasa sayang. Hari itu menjadi awal bagi kami untuk menjalani
hubungan kami.
Setelah hari itu banyak hal yang kami lakukan
bersama, pergi dan pulang sekolahpun aku selalu bersamanya. Hingga tiba saatnya
kami untuk ujian nasional, kami sama-sama berjuang untuk mendapat hasil yang
terbaik. Masa itupun berlalu, tapi bukan berarti perjuangan kami berhenti
disitu. Kami belum mendapat universitas untuk melanjutkan sekolah kami. Mimpi
besar kami adalah berkuliah disatu kota yang sama agar kami tetap bisa
melakukan segala hal bersama. Dia memiliki impian untuk menjadi mahasiswi salah
satu perguruan negeri di kota Yogyakarta.
Dia berjuang untuk meraih impiannya dengan
mengukuti bimbingan belajar di kota tetangga. Saat dia berada jauh disana untuk
berjuang, aku merasa sepi sediri tak ada dia yang biasanya menemani ku. Karena
rasa sayangku padanya aku datang dan menjemputnya setiap sabtu.
Aku ingat saat itu salah seorang temannya
memberitahuku bahwa dia sedang menginginkan boneka beruang besar. Aku menunggu
saat yang tepat untuk membelikannya boneka itu, dan saat itu aku dan adiknya
mengantarkan dia ke tempat kost bimbelnya. Dia ku minta menunggu di food court
sebuah mall, aku dan adiknya pergi membeli boneka itu. Kaget, bahagia dan tak
percaya saat dia melihatku membawakan boneka kesukaannya itu, senyum bahagia
terhias dibibir manisnya. Bahagia rasanya dapat membuatnya tersenyum bahagia
dihadapanku. Dia memberi nama Haira pada boneka itu dan sampai saat ini dia
selalu menjaga boneka itu.
Tiba saatnya kami mengikuti test SNMPTN di
Bandung, kami memilih Bandung sebagai tempat test kami. Dikota itu kami
berjuang meraih masa depan dan dikota itupun kami mengukir kisah kita. Setelah
selesai test kami tak langsung pulang, kami menghabiskan waktu bersama dikota
itu.
Sebulan berlalu hari ini pengumuman SNMPTN,
kami sama-sama menanti kabar bahagia agar dapat mewujudakan mimpi besar kami.
Tak kusangka, aku mendengar tangisan kencangdari telpon. Malam itu dia
meneleponku dan menangis keras sekali, kami sama-sama gagal. Dia amat sangat sedih
dengan kejadiaan itu, dia terpukul karena takbisa mewujudkan impiannya dan
sempat merasa down beberapa hari. Aku berusaha membuatnya bangkit dan
meyakinkan dia bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik.
Tuhan berkehendak lain, aku akan tak sekota
dengannya karena aku akan melanjutkan studyku di salah satu universitas swasta
di kota Depok dan dia akan melanjutkan study di salah satu universitas swasta
di kota Bandung. Aku merasa berat untuk berpisah dengannya, tapi ini yang harus
kami jalani untuk mencapai masa depan yang baik. Dia amat sangat tak rela kami
harus menjalani hubungan jarak jauh, dia ingin selalu bersamaku tapi
orangtuanya tak mengijinkan dia untuk kuliah di jakarta dan sekitarnya.
Waktu yang kami jalani serasa amat berarti
sebelum kami berpisah untuk melanjutkan study dan mulai menjalani hubungan
jarak jauh. Aku mengenalkan dia pada keluarga besarku, saat itu sedang ada
hajatan dirumahku dan aku membawanya untuk aku kenalkan dengan keluarga besarku.
Aku bahagia karena keluarga menerimanya dengan baik dan dia pun bisa akrab
dengan keluargaku. Adik perempuanku yang berusia 3 tahun saat itu sangat akrab
dengannya dan terlihat bahagia saat bermain bersama dia.
Cepat
sekali rasanya, tiba waktunya untukku pergi meninggalkan dia. Aku harus lebih
dulu meninggalkan kota kelahiranku, hari itu kami habiskan bersama dari pagi
hingga malam kami selalu bersama. Aku mengantarnya pulang kerumah, aku mulai
melihat butiran air mata yang tertahan di matanya. Aku berpamitan pulang dan
aku berpamitan untuk pergi ke Depok esok. Dia memegang erat tanganku, memelukku
seakan tak ingin dilepaskan, airmatanya mulai mengalir perlahan membasahi
pipinya. Sungguh aku tak tega melihatnya seperti itu, aku tak ingin melepaskan
pelukannya dan tak ingin pergi dari sisinya. Tapi aku tak boleh ikut menangis
karena aku harus meyakinkan dia bahwa aku pergi untuk kembali menemuinya, aku
pergi bukan untuk pergi dari hidupnya, aku meyakinkan dia bahwa semuanya akan
baik-baik saja, dia akan selalu menjadi wanita terindah dihidupku. Aku
membiarkan dia menangis dalam pelukanku, aku mengelus rambutnya dan aku
mengatakan “aku pergi untuk masa depan kami, kamu harus kuat yaa sayaang. Aku
akan datang dan menemuimu kembali, aku akan kembali menemanimu sayang. Aku
milikmu dan kamu akan selalu menjadi milikku. Jaga diri baik-baik yaa jangan
lupa ibadah yaa sayang.”
Selesai ku ucapkan kalimat itu kudengar
tangisnya semakin kencang, aku mencoba melihat wajahnya mengusap airmata yang
mengalir dipipinya. Aku tersenyum dibalik semua tangis yang kutahan. Ku cium
keningnya dengan penuh rasa sayang. Akhirnya aku pulang, sebelum pulang dia
mencium tanganku.
Esok paginya dia datang kerumahku untuk
melepas kepergianku, ku tahu dia menahan tangis saat melambaikan tangannya saat
mobilku beranjak pergi meniggalkannya. Hari itu adalah awal kami menjalani
hubungan jarak jauh. Keesokan harinya dia pergi dan pindah ke Bandung.
Hari-hari diminggu pertama terasa amat sangat berat, sering ku dengar tangisnya
ditelpon karena dia kangen dan ingin bertemu denganku. Dia menangis karena
belum merasa nyaman dengan hidupnya saat itu,aku hanya sabar mendengar
tangisnya. Aku ingin berada disana, bersamanya dan mengusap air matanya tapi
jarak,waktu dan kegiatan kuliahku yang belu bisa aku tinggalkan.
Suatu ketika di akhir minggu aku berencana
mengunjunginya di Bandung. Ini akan menjadi pertemuan kami yang pertama setelah
satu bulan tak bertemu, ada setumpuk rindu yang akan aku curahkan padanya. Dia
berjanji akan menjempuku di teminal leuwi panjang. Ketika kami bertemu rasanya
senang sekali. Beberapa hari kami menghabiskan waktu bersama,aku bahagia bisa
kembali melihatnya tersenyum. Tiba saatnya aku harus kembali ke Depok, aku tak
melihatnya menangis tapi aku melihatnya menahan tangis. Mungkin dia tak ingin
membebaniku saat aku pergi meninggalkannya. Dia berkata “hati-hati ya sayang.
Semoga selamat sampai tempat kost jangan lupa kabarin kalo udah sampai. Sayang
tenang ajaa, aku akan baik-baik saja disini, aku akan menjaga hatiku hanya
untukmu dan aku akan setia menantimu sayang”. Aku sedih mendengar ucapannya,
tapi aku juga senang karena dia berjanji akan baik-baik saja dan akan selalu setia
menungguku.
LDR atau long distance relantionship memang
tak mudah. Harus sabar dan selalu percaya pada pasanga kita. Kisah kami tak
selalu bahagia, ada pertengkaran dan ada tangis di hubungan kami ini. Hubungan
kami akan merayakan 1st year anniversary kami, aku datang menemuinya di
Bandung. Malam itu kami bertukar kado, dia memberiku jam tangan sama seprtiku
yang memberinya sebuah jam tangan berwarna ungu kesukaannya.
Hubungan kami sempat putus karena dia yang
selalu cemburu dengan mantan pacarku. Saat itu dia mengetahui aku berkirim sms
dengan mantan pacarku, dia memutuskan hubungan kami dengan emosi. Keesokan
harinya dia memintaku untuk kembali menjalin hubungan dengannya, tapi aku tak
lantas menerimanya aku ingin dia belajar dari kesalahannya. Sejujurnya aku pun
tak ingin dan berat sekali rasanya untuk pergi dari hidupnya. Keluargaku dan
keluarganya sudah saling akrab, ibuku sangat sayang padanya. Hingga akhirnya
ibukupun mengetahui masalah ini, bapak dan ibuku memintaku untuk kembali
bersama dia. Sungguh akupun sangat ingin kembali bersamanya. Walaupun hubungan
kami sudah putus, komunikasi kami masih seperti dulu layaknya sepasang kekasih.
Aku ingin kembali menjalani hubungan ini pada tanggal yang sama seperti awal
kami berkomitmen.
Hari itupun datang, kali ini tahun baru ini
akan kami sambut di Depok. Waktu itu kami dinner berdua, setelah itu kami
berkeliling kota jakarta. Kami hanya saling sindir bahwa hari ini adalah
tanggal 31 Desember, tapi tak ada dari kami yang menyatakan untuk kembali
memulai hubungan kami. Sampai akhirnya, aku memulai menanyakan apakah dia ingin
kembali menjalani hubungan kami. Tanpa berpikir dua kali dia langsung menjawab
iya, tapi aku katakan aku ingin dia yang menyatakannya padaku. Dengan malu-malu
dia memintaku untuk menjalani kembali hubungan kami. Segera aku memeluknya
dengan erat, agar dia tahu aku tak ingin dia pergi lagi dari hidupku.
Setelah kejadian itu hubungan kami semakin
lebih baik, tapi terkadang masih saja ada pertengkaran-pertengkaran kecil yang
selalu bisa kami selesaikan dengan cinta yang kami punya. Sampai saat ini kami
menginjak tahun ke 3 dalam hubungan kami. Kami selalu berharap agar hubungan
ini akan bisa kami bawa sampai dia menjadi wanita yang halal untukku. Wanita
yang akan selalu menemani hari-hariku dan menjadi wanita seutuhnya dalam
kehidupanku. Akupun ingin bisa menjadi imam yang baik untuk dia dan untuk
keluarga kami kelak. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar